Karena Ransomware Keamanan Siber Tidak Lagi Sekadar Fitur Tambahan

Jakarta: Sempat marak terjadi serangan ransomware di dunia banyak mendapatkan perhatian seluruh lapisan masyarakat, terutama pihak terkait dengan ranah teknologi dan keamanan siber. Perhatian serupa juga dihadirkan Red Hat terkait persoalan keamanan siber, yang disampaikan hari ini, Selasa (5/9/17) di Mega Kuningan.


"Serangan ransomware Wannacry dan Petya yang terjadi beberapa waktu lalu, disebut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara umumnya dialami oleh perusahaan dengan software propretiary. Ini turut membuktikan bahwa software open source memiliki tingkat keamanan lebih baik jika dibandingkan dengan software propretiary," ujar Country Manager Red Hat Indonesia, Rully Moulany. 

Ransomware merupakan salah satu tipe software berbahaya dari kriptovirologi yang mengancam akan menyebarluaskan data korban atau memblokir akses ke data-data mereka hingga korban membayarkan sejumlah uang sebagai uang tebusan kepada peretas.

Serangan ransomware melalui internet saat ini dinilai Rully sulit dihindarkan akibat era keterhubungan yang saat ini tengah dijalani masyarakat. Era keterhubungan tersebut menyebabkan informasi terkait individu mau tidak mau dapat diakses melalui dunia maya. Hal ini memicu keamanan siber tidak lagi hanya sekadar fitur, tetapi komponen yang fundamental.

Rully menjelaskan, software yang diciptakan melalui open source memiliki tingkat keterbukaan lebih baik dari software propretiary. Tingkat keterbukaan ini sudah dimiliki oleh software saat menjalani proses pembuatan, sehingga memungkinkan pengguna lain ataupun pengembang lain untuk melihat baris komposisi kode yang terkandung pada software tersebut.

Hal ini juga memungkinkan pengguna dan pengembang lain secara bersama-sama mencari solusi dan cara untuk mengatasi masalah saat menemukan malware pada software tersebut. Keterbukaan tersebut juga disebut Rully menjadi faktor pendukung utama yang menyebabkan software open source secara fundamental lebih aman jika dibandingkan dengan software propretiary.

Selain itu, software open source juga disebut Rully memiliki sifat unggul yang tidak dimiliki software propretiary, yaitu pertanggungjawaban dari pihak pengembang. Sebab, setelah satu pengembang menciptakan produk berbasis software yang diperolehnya dari ranah open source, pengembang tersebut harus membagikannya kembali ke platform.

Sifat unggul tersebut menjadi salah satu bentuk bantahan bahwa software yang diperoleh dari open source tidak dilengkapi oleh dukungan. Meskipun demikian, bukan berarti software open source terjaga keamanannya 100 persen. Karena Rully menegaskan, pengguna perlu memastikan sumber software open source dibagikan oleh sumber terpercaya.
Previous
Next Post »